Toraja, ini adalah daerah asalku. Bumi yang indah yang eksotis dan sejuta budaya. Tempat ini yang terletak 2o35’’ LS – 3o15’’ LS dan 119o – 120’’ Bujur Timur dengan Luas wilayah 1.151,47 km2 terdiri dari Hutan Lindung 47.900 Ha, Hutan Rakyat 5.260 Ha, 12.790,93 Ha, Kebun 14,620 Ha. Permukiman 9.865 Ha dan berada pada ketinggian 704 – 1.646 Meter diatas permukaan air laut.
Mungkin orang akan mengatakan kami orang gunung, dan memang daerah ini cukup terisolasi dari dunia luar, tapi dibalik itu terdapat harta karun kekayaan budaya yang banyak menyimpan cerita.
Salah satu yang menarik dari kehidupan orang Toraja adalah hewan Kerbau. Hal ini memang sulit dipisahkan dari kehidupan orang Toraja. Dan mungkin banyak orang bertanya apa yang istimewa dari binatang berkaki empat tersebut ? Dalam filosopi hidup masyarakat Toraja, kerbau memegang peran penting. Salah satunya yaitu kerbau yang dipotong saat prosesi pemakaman orang Toraja.
( sumber http://media.viva.co.id/thumbs2/2011/12/29/137892_pasar-kerbau-toraja_663_382.jpg )
Di Toraja memelihara kerbau bukannlah pekerjaan utama, walaupun ada juga yang berprofesi sebagai pangkambi' Tedong (gembala kerbau). Namun bahkan orang-orang yang mempunyai pekerjaan tetap juga masih memelihara kerbau.
Hal ini merupakan kebanggaan tinggi bagi kita semua orang Toraja. Dimana ditengah masyarakat modern global, budaya kita termakan oleh perkembangan zaman maupun waktu. Dimana di Toraja, kehidupan adat istiadat orang Toraja hidup berdampingan dengan zaman modern. Budaya hidup masyarakat dan seperti beternak babi, kerbau, ayam, berkebun, prosesi adat, masih sangat kental di masyarakat Toraja.
Di Toraja, hampir setiap keluarga mempunyai kerbau. Dan hal itu tentunya menjadi sebuah aktifitas masyarakat Toraja untuk memelihara kerbanya.
Mari kita mengintip kegiatan tersebut, Kerbau biasanya dimasukkan di lantang tedong atau istilah lainnya pangkung tedong dalam Bahasa Indonesia yaitu kandang kerbau. Biasanya lantang tedong ini terletak tak jauh dari rumah namun ada juga yang dekat sawa atau dihutan. Kotoran kerbau dari lantang tersebut juga dimanfaatkan sebagai pupuk, bahkan pada zaman dulu kotoran kerbau digunakan melapisi dinding rumah rumah pangganan / kamacca' (dinding rumah yang terbuat dari bambu ) agar tidak ada celah angin.
Biasanya pada pagi hari kerbau dibawa ke sawah atau ke padang rumput dan ditore' diikat dengan pada sebuah kayu atau pasak khusus yang dalam Bahasa Toraja disebut pantok Tedong.
Sementara itu pangkambi' tedong (gembala kerbau) melakukan aktifitas lain seperti berkebun ataupun pergi ke sawah. Dan setelah itu biasanya pangkambi' tedong meriu (mengambil rumput) dengan sabit yang dalam bahasa Toraja disebut piso sae' ataupun pada saat musim panen padi kerbau juga diberi dalame (sekam). Dan pada sore harinya kerbau dibawa ke sungai untuk dimandikan setelah itu kembali dibawah ke pangkungnya.
Di Toraja terdapat beberapa jenis kerbau yakni :
1. Tedong Bulaan, kerbau putih
2. Tedong sambao', wana abu-abu
3. Tedong Todi', warna putih sedikit pada dahi diantara tanduk
4. Tedong Pangloli, warna putih pada ujung ekor
5. Tedong Pudu', wana hitam
6. Bonga sori dan kapila, wana belang pada bagain kepala
7. Tedong Bonga dan Saleko, warna belang yang merupakan kerbau paling mahal
Kerbau yang paling mahal yaitu kerbau yang paling mahal harganya itu mulai dari ratusan juta hingga 1 milliar lebih. Jika tidak percaya anda bisa ke pasar Bolu.
Tedong Silaga
Apa itu tedong silaga ? Dalam bahasa Indonesia yaitu adu kerbau. Salah satu budaya yang hebat di Toraja yaitu tedong silaga. Tedong silaga merupakan prosesi adat saat pemakaman. Pada acara ini kerbau akan diadu dan banyak orang berbondong-bondong untuk datang menonton. Pada acara ini banyak kerbau yang diadu, dan kerbau yang tangguh biasanya harganya semakin naik. Banyak orang yang menonton acara tedong silaga ini mulai turis sampai masyarakat pribumi yang identik dengan gaya Toraja yang dalam Bahasa Toraja messambu'-sambu (memakai sarung) dan membawa la'bo (parang di pinggang). Namun jangan bilang bahwa parang itu untuk kejahatan, itulah gayanya orang Toraja. Mereka biasanya membawa parang untuk digunakan dalam perkerjaan sehari-hari seperti memotong kayu, fungsinya seperti perlengkapanlah..... :)
Ini adalah foto yang saya ambil pada acara tedong silaga beberapa bulan Juli 2015 lalu Pangli ;
(sumber ; dokumentasi admin 07/07/2015 di Pangli Toraja Utara )
Pasa' Tedong
Salah satu yang menarik lainnya yaitu pasa' tedong atau dalam Bahasa Indonesia yaitu pasar kerbau. Pasa' tedong ini terdapat di pasar Bolu Toraja Utara. Pasar Bolu itu setiap 7 hari sekali. Ketika anda mengunjungi pasa' tedong ini, anda akan terkejut banyaknya kerbau dan harganya yang fantastis.
Pada hari pasar, banyak orang membawa kerbaunya untuk dijual, biasanya mereka menjual kerbaunya kemudian membeli kerbau lain yang mungkin masih kecil untuk dipelihara. Di pasa' tedong ini, terdapat banyak sekali kerbau-kerbau. Dan paling yang aneh tapi nyata di Toraja yaitu saat hari pasa'tedong biasanya selalu hujan, walaupun pada musim kemarau setidaknya cuaca mendung atau gerimis. Ini memang aneh, mungkin itu adalah kondisi alam Toraja yang masih sakral terhadap aktifitas masyarakat. Mungkin juga agar kerbau-kerbau tidak kepanasan. Jadi maklum saja dan biasa bagi masyarakat Toraja jika cuaca mendung atau hujan pada saat hari pasar.
Ma' Tinggoro tedong
Dalam bahasa Indonesia ma'tinggoro tedong artinya menyembelih kerbau. Kerbau disembelih pada saat acara prosesi rambu solo' dimana kerbau-kerbau yang dikurbankan disembelih menggunakan parang. Kerbau ini disembelih oleh pa'tinggoro tedong. Kerbau diikat kakinya lalu disembelih di leher. Namun untuk pa'tinggoro yang hebat di Toraja ada istilah massangkin la'bo yaitu kerbau sama sekali tidak diikat hanya memegang talinya dan langsung disembelih.
(sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSEJfWXrQyi34jA2dix39FanTvgFc57qWTELxBoGlkntvFCgys-fw)
Setelah itu kerbau yang telah disembelih dipotong-potong dan dimasak untuk dimakan bersama. Dan sebagian juga dipotong untuk ditawa yaitu dibagi-bagikan dagingnya. Disinilah yang terkandung makna kebersamaan dalam masyarakat Toraja ketika orang ditawai (dibagikan daging).
Jumlah kerbau yang dipotong pada prosesi rambu solo bermacam-macam mulai dari 1,2 sampai puluhan dan ratusan kerbau. Tergantung prosesinya. Kerbau yang telah dipotong tanduknya kemudian dipasang di tiang tulak sompa rumah Tongkonan.
Itulah sedikit cerita saya kerbau di Toraja ( Toraja Bercerita )
Salam hangat
admin Kampung_Man
Toraya kan....!
note : sebagian konten pendukung seperti gambar dalam post admin ambil dari sumber lain dan konten tersebut merupkan hak milik masing-masing sumber sesui tercantum
Toraja Bercerita, Apa yang Istimewa dari Kerbau di Toraja ?
by kampung_man , at 02.31 , has 0
komentar
About
Toraja Bercerita, Apa yang Istimewa dari Kerbau di Toraja ? - written by kampung_man , published at 02.31, categorized as interesting
. And has 0
komentar
◄ Previous Posting Lebih Baru
► Next Unavailable
0
komentar Add a comment
Bck